Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Api Membakar Malam

14 November 2024   15:08 Diperbarui: 14 November 2024   15:10 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanpa kayu
Tanpa tungku
Menyala garang membikin daun layu
Di tempat kita bertemu

Tetapi hampir malam berakhir
Hingga sisa api yang terakhir
Kau tak kunjung datang
Aku menghadapi sendiri terasa terpanggang

Bara api yang tersisa
Malam aku menjaga
Langit gelap tanpa berbintang
Tapi masih ada bulan menyala tak terang

Baca juga: Hijau Pagi

Sudahlah lepaskan harapan
Bakar disisa bara api yang masih ada kehangatan
Semoga bisa bertahan
Hingga bulan ditutup awan

Sepi karena didustai menjadi berarti
Pikiran sakit melahirkan puisi
Hati sakit menjadi terobati
Bara api pun membakar harapan lalu menjadi mimpi baru tanpa tepi

Sungailiat, 14 November 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Malam Kulit Keriput

Baca juga: Puisi Sakit

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun