Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengintip Pagi yang Sipit

8 Juni 2024   12:45 Diperbarui: 8 Juni 2024   12:48 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika tidak ingin keluar
Bertahanlah hingga terasa lapar
Berarti sudah diberi tanda
Bahwa waktu telah menakar batas rasa

Pagi masih mengintip
Matahari masih sipit
Rasa curiga belum lepas masih terselip
Mereka terus berteriak ingin memberontak lepas dari masa sulit

Sebelum melangkah membukakan pintu ragu
Tidak salah bila ingin tahu
Jangan sampai hari ini salah melangkah
Kareba sudah terlalu banyak salah

Baca juga: Ninabobo Alam

Pagi yang biasa
Unggas masih ramai bersuara
Ruang udara tetap beraroma melati karena halaman rumah memutih
Begitu pula embun menyisahkan bekas tetes setelah lama bertahan karena letih

Sungakliat, 8 Juni 2026

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Dia Pulang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun