Memandang jauh ketika pergi
Langkah menuju ujung waktu yang tidak pasti
Kau tidak ingin berlari
Melangkah biasa membawa mimpi
Mimpi adalah puisi yang terpendam
Barisnya mengitari kepala kata-kata yang tertanam
Baitnya menyiksa kata-kata terpenjara
Hentikan dengan curahan air mata
Dia sedang menangisi puisi
Bukan berluka tapi bahagia karena hidup kembali
Tidak jadi dikubur
Ketika langit menghentikan suara guntur
Tidak cuku puluhan buku puisi sebagai bukti
Karena hati dipenuhi dengki
Pergilah jauh hingga menemui duniamu
Tidak lagi mengganggu puisiku
Sungailiat, 29 April 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H