Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Secangkir Pikiran dari Teko Karatan

3 Maret 2024   06:31 Diperbarui: 3 Maret 2024   07:04 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tercurah gagasan dari peradaban tidak tersentuh pikiran
Sudah lama tidak dibersihkan karena kemalasan
Dibiarkan mengikuti alam yang terus berubah
Laut, sungai, gunung, tebing mulai marah

Pasrah menghadapi terjangan musibah
Melihat batang rebah di atas tanah
Tidak lagi takut melihat raga telah menjadi arwah
Bumi telah panjang terbelah

Menjadi tegar berdiri di daratan tidak lagi basah
Setelah diri sendiri membikin kalah
Diseret-seret kepentingan
Dihempas-hempas kecurangan

Jamuan sudah bukan lagi santapan
Ketika pikiran relah dikenyangi ketakutan
Hanya bisa menyuarakan dalam senyap
Ucapan tidak lagi dipercaya karena makna bersayap

Sungailuat, 3 Maret 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Pagi yang Layu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun