Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menunggu di Tangga Pagi

7 Januari 2024   08:11 Diperbarui: 7 Januari 2024   08:37 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Matahari mengikuti jam naik satu-satu memanjat langit
Seorang ibu menunggu jemputan di pertigaan
Ingin mendampinggi suami tercinta yang sedang sakit
Beberapa orang lalulalang hanya sapaan

Diam sendiri membayang rasa sakit
Cuci darah di ujung pekan suami mengerang dalam diam
Dia tidak ingin meninggalkan walaupun sedikit
Cinta senjati seperti daun dan tanah selalu tersulam

Lamunan jauh sambil menunggu jemputan sehingga terasa tak lama
Sudah mulai terbiasa dengan keadaan
Seperti dia dengan sabar menguatkan cinta
Tak ingin ditinggalkan

Baca juga: Pantaiku Rindu

Kenyataan tak bisa menghibur menjadi harapan
Bisa dia mendahuli bisa pula suami kedatangan jemputan
Hanya waktu yang memastikan
Semua kepastian ada pada Tuhan

Sungailiat, 7 Januari 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Pantun Buku Baru

Baca juga: Hijaunya Sepi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun