Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pengunyah Melati

7 September 2023   21:25 Diperbarui: 7 September 2023   21:32 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika menjadi alasan
Tak ingin memulai menjadikan pagi sebagai perlindungan
Menutupi rasa malas yang meredupkan semangat
Membuat menjadi berat

Beban telah diciptakan sendiri
Datang dari tanah ditumbuhi duri
Sengaja disemai saban pagi
Menolak dikatakan sebagai perempuan pengunyah Melati

Bukan tukang semedi
Bukan pula penyuka mimpi
Sedang berusaha meretas ilusi
Khayalan sakti yang membebani

Baca juga: Memandang Terang

Terauma ketika dimaki
Tak ingin dikatakan sebagai penyembah pagi
Telah ditaburi benih lelaki
Ingin menjadi perempuan sejati

Sungailiat, 7 September 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Pantun Jalan Pagi

Baca juga: Kehilangan Rindu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun