Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Malam Empat Babak

25 Agustus 2023   23:46 Diperbarui: 25 Agustus 2023   23:48 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Babak pertama
Memulai dengan suka-cita
Tarian lamban bukan dansa
Tercipta karena desakan irama

Pengiring menggunakan gendang rebana
Dipukul dengan tangan tak bertenaga
Perlahan melemah
Hingga kehilangan suara menjadi tarian arwah

Babak kedua
Bagaikan rumah Drakula
Tapi tanpa kelelawar
Sesekali terdengar petir menyambar

Baca juga: Pantun Menulis Buku

Hujanpun jatuh mengakhiri kemarau
Dari balik jendela kamar terdengar suara mengiggau
Tidur mereka bersandiwara
Telah dibangun cerita

Babak Ketiga
Menjadi tidur yang tertunda
Tak banyak cerita
Saling memandang curiga

Babak keempat
Bulan semakin merapat
Ketika dingin menggugah rasa
Pada saat kesepian yang sudah lama

Baca juga: Sepiring Sarapan

Sungailiat, 25 Agustus 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun