Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Balas Dendam Puisi

25 Juni 2023   21:03 Diperbarui: 25 Juni 2023   21:30 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepala yang disesaki puisi
Kutumpahkan segala bait malam ini
Biarkan baris mengiris sendiri
Biar tahu diksi belum mati

Pembalasan ini bukan untuk menghabisi
Masing-masing puisi kita memiliki ruh sendiri-sendiri
Dilahirkan kepala kita sendiri-sendiri
Dengan rahim suasana kita sendiri-sendiri

Ini adalah pembuktian
Puisi tidak bisa ditinggalkan
Kata lahir sudah ribuan
Walau tak dihitung tapi dalam perkiraan tahunan

Baca juga: Bulan Semakin Dekat

Jadikan malam ini pembalasan
Biarkan kepala terbakar
Biarkan mata tak kuat bertahan
Asalkan kerangka puisi tak nenjadi tengkorak yang menakutkan

Sungailiat, 25 Juni 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Teluk Berserakan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun