Ada saat sepi untuk tidak terus letih
Ketika harus menahan tubuh-tubuh dengan wajah genbira maupun bersedih
Beban yang ditangung juga tidak sama
Mereka memang berbeda
Saat sepi merenung kembali yang dirasakan sepanjang hari
Ketika pagi mereka berlari memeras keringan sendiri
Terasa basah peluh dengan napas terengah hingga stabil kembali
Telah meninggalkan keringat dengan bau menyengat tanpa permisi
Kembali sepi ketika siang tanpa beban saat mereka tidak berani menantang
Aku lebih ringan karena mereka tidak ingin terpanggang
Langit terbuka di bawa matahari menyengat
Aku merasa lebih kuat
Ketika senja mereka membawa keluargaÂ
Aku harus lebih bertenaga untuk menahan beban besar
Berharap lebih lekas datang magrib sehingga mereka menuju masjid hanya beberapa langkah saja
Aku harus menahan sabar
Malam datang bersama dingin yang menguasai ruang
Mereka datang berpasang-pasang
Menebar kata merayu hingga tanpa kata hanya memegang
Aku tak ikut terangsang
Penguasa telah menempati aku di sini
Mudah dijangkau mereka lalu-lalang berjalan
Aku tetap akan menjadi kursi sepi
Ketika mereka tidak singgah hanya melintas jalan
Sungailiat, 28 Maret 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H