Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Isra Miraj dan Budaya Nganggung Masyarakat Bangka

28 Februari 2022   13:27 Diperbarui: 5 Agustus 2022   17:16 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nganggung, merupakan adat masyarakat pulau Bangka yang dilakukan ketika merayakan hari-hari besar agama Islam diantaranya ketika memperingati Isra Miraj nabi Muhammad SAW.

Saya mendapat kabar ketika menjelang salat Jumat lalu dari pengurus masjid dekat rumah bahwa hari Minggu malam (27/2) di masjid ini akan menyelenggarakan perayaan Isra Miraj dengan mendatangkan penceramah seorang dai yang merupakan pimpinan pondok pesantren.

"Jangan lupa nganggung ya," kata pengurus masjid di hadapan jemaah salat Jumat.

Nganggung telah menjadi tradisi di daerah kami. Warga dari rumah masing-masing membawa makanan dalam satu dulang yang ditutup dengan penutup disebut tudung saji.

Makanan yang ada di dulang akan disantap bersana-sama setelah selesai seluruh rangkaian acara perayaan Isra Miraj yakni setelah penceramah menyampaikan ceramah dan doa.

Di dalam adat Nganggung tersirat makna kegotongroyongan dan kebersamaan.

Melalui Isra Mirat jemaah dipertemukan  dalam najelis yang mencerahkan dari hiknah Isra Miraj yang disampaikan diantaranya pentingnya salat 5 waktu ysng merupakan kewajiban bagi umat Islam.

Banyak masjid baik yang berada di desa maupun kota menyelenggarakan adat Nganggung dalam perayaan Isra Miraj di pulau Bangka.

Ada yang mrnyelenggarakan pada hari ini Senin (28/2) namun ada yang menyelenggarakan beberapa hari sebelumnya dan setelah tanggal 28 Februari 2022.

Adat Nganggung yang juga disebut Sepintu Sedulang yakni sepintu dapat diartikan satu pintu atau satu rumah. Jadi setiap runah membawa satu dulang berisikan berbagai penganan di dalamnya ke tempat acara atau pertemuan. (Rustian Al'Ansori)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun