Bubu namanya. Kucing kesayang yang telah menjadi teman bagi keluarga kami beberapa bulan terakhir ini.
Ia telah kami adopsi dari pemiliknya dengan ikhlas hati menyerahkan kepada keluarga kani untuk dipelihara.Â
Susi nama pemiliknya yang langsung mengantar kucing baru lepas menyusui dari induknya ke rumah kami setelah Idul Fitri tahun ini. Susi pernah menjadi teman sekantor istri.Â
Sekarang Bubu telah tumbuh besar jauh dari ukuran kucing kampung sebaya yang ada di rumah. Kata pemilik yang lama Bubu kucing blasteran. Tidak diketahui ras kucing disebutkan namanya.Â
Bubu, kucing jantan yang jinak dan menggemaskan. Sering berinteraksi dengan kami, ia sudah tahu bila dipanggil namanya.Â
Kebiaasaan lain yang bikin tambah sayang keluarga kami yakni binatang peliharaan ini sering menggaruk pintu kamar dengan kuku sambil bersuara tidak terlalu nyaring membangunkan kami setiap subuh dan banyak lagi kepintaran lainnya.Â
Kucing ini tidak dikurung dalam satu kandang tapi dibiarkan bebas berkeliaran di dalam maupun di luar rumah. Meskipun di luar rumah, ia hanya berada di halaman rumah dan duduk di lantai teras rumah.Â
Suatu siang keluarga kami tidak lagi melihat sosok Bubu. Kemana kucing ini? Â Hingga sore juga tidak ditemukan. Terlihat anak dan istri mulai menampakkan raut kesedihan.Â
Kami meyakini Bubu telah diculik. Harus ada upaya pencarian. Berbagai analis disampaikan anak, istri dan saya sendiri.Â
Diambillah kesimpulan bahwa patut diduga pelakunya adalah sosok anak yang pernah tertangkap basah mencuri anak ayam di rumah kami. Maka Diambillah strategi perburuan dengan tetap menganut asas praduga tak bersalah.Â