Aku  selalu dibangunkan di lorong sepi
Hanya ada deru kipas angin tua yang tidak mati-mati
Aku sedang di ajak berjalan oleh diriku sendiri
Untuk menemui masa lalu yang menghantui
Lorong sepi yang membawa ke ruang koleksi dosa-dosa
Koleksi terbanyak yang mengharuskan aku menulis di buku pengunjung dengan kata menyesal
Aku menutup ruang koleksi dengan tanya
Apakah aku akan mengulangi dosa yang tertinggal?
Lorong sepi yang membawa aku di ujung jalan buntu
Bukan tertutup dinding batu
Tapi sepi yang mrmbuatku seakan mati
Berada di titik sunyi
Sungailiat, 25 Juli 202q
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H