Kota Manggar hujan rintik-rintik
Menyeruput kopi di kota seribu warung kopi
Aku tidak pernah menghitungnya karena tidak ada waktu yang tersisa walau sedikit
Karena aku hanya sebentar kemudian pergi
Negeri Laskar Pelangi
Kota Manggar yang tidak lagi sepi
Andrea Hirata telah merubahnya dalam diksi yang abadi
Sastra  telah membangun peradaban, ini bukti
Menyeruput kopi ketika pagi
Kopi yang tidak ditanam di kampung ini
Hitam kopi yang wangi
Setelah kau seduh dengan hati-hati
Engkau yang kujumpa
Ketika langit kota Manggar hitam tapi bukan selimut duka
Beberapa puluh tahun lalu kita pernah berjumpa
Ternyata kau sudah lupa, akupun pura-pura tak mengenal tanpa menyapaÂ
Kita sudah sama-sama tua
Sungailiat, 6 Desember 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H