Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Penyeduh Kopi yang Tidak Lagi Mengenalku

6 Desember 2020   10:54 Diperbarui: 6 Desember 2020   11:21 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kota Manggar hujan rintik-rintik
Menyeruput kopi di kota seribu warung kopi
Aku tidak pernah menghitungnya karena tidak ada waktu yang tersisa walau sedikit
Karena aku hanya sebentar kemudian pergi

Negeri Laskar Pelangi
Kota Manggar yang tidak lagi sepi
Andrea Hirata telah merubahnya dalam diksi yang abadi
Sastra  telah membangun peradaban, ini bukti

Menyeruput kopi ketika pagi
Kopi yang tidak ditanam di kampung ini
Hitam kopi yang wangi
Setelah kau seduh dengan hati-hati

Engkau yang kujumpa
Ketika langit kota Manggar hitam tapi bukan selimut duka
Beberapa puluh tahun lalu kita pernah berjumpa
Ternyata kau sudah lupa, akupun pura-pura tak mengenal tanpa menyapa 

Kita sudah sama-sama tua

Sungailiat, 6 Desember 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun