Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bunga Mawar Merah Berdarah

21 November 2020   17:24 Diperbarui: 21 November 2020   17:30 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mawar yang tumbuh di halaman rumah menyebarkan wangi di tengah wabah
Rebutan mereka ingin memetiknya tapi tidak dizinkan yang punya rumah
Ingin wangi mawar menyebat lebih lama
Untuk menyedapkan pandangan mata
Tapi mereka tidak terima

Mereka mendesak ingin mementiknya
Yang punya rumah tidak berdaya
Membiarkan mawar diperebutkan dengan pasrah
Bunga mawar merah menjadi berdarah
Tangan mereka terluka terkena duri tajam yang tidak pernah diasah

Mawar yang diperebutkan rusak berserakan
Memenuhi halaman
Taman dipenuhi kelopak mawar yang bertaburan
Telah menjadi kuburan
Yang diziarahi mereka yang memaksakan keinginan

Sungailiat, 21 November 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun