Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tentang Penebang Pohon

30 Oktober 2020   19:20 Diperbarui: 30 Oktober 2020   19:25 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa pohon bakal ditebang
Penebang telah mendapatkan uang
Dari hasil kesepakatan upah
Penembang tidak merasakan pohon-pohon mulai terasa luka, bahkan penebang tidak bisa menerawang
Pohon-pohon telah mengeluarkan sumpah-serapah
Mereka tidak mau tumbang

Penebang tidak menyadari  burung akan kehilangan tempat suara mengalun
Merasa akan dibantai walaupun masih merasa kuat dalam puluhan tahun
Namun telah dipaksakan untuk tumbang di tengah hutan yang tidak lagi rimbun
Ketika rebah pohon melawan arah yang tak diduga
Penebangpun tak bisa mengelak telah tertimpa
Entah kebelulan atau tidak, penebang tak bisa lari
Telah mati karena pohon yang ditebangnya sendiri

Sungailiat, 30 Oktober 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun