Suatu siang di Perpustakaan umum daerah  (Perpusda) Bangka di jalan Jendral Sudirman Sungailiat diantara susunan koleksi buku, saya menemukan buku "Arsitek Menulis" yang ditulis Gus Noy nama lain dari Agustinus Wahyono.
Gus Noy adalah Kompasianer yang meninggal dunia tahun 2020 di perantauannya di Balikpapan. Kami bertempat tinggal dalam satu wilayah yang masuk kecamatan Sungailiat, kabupaten Bangka.Â
Saya sudah lama tidak bertemu Noy sejak ia merantau di kota Balipapan. Paling nelalui nedia sosial dan Kompasiana melalui tulisannya.
Almarhum saya kenal penulis yang produktif sering tulisannya menghiasi surat kabar terbitan lokal. Khususnya terbitan hari minggu dengan puisi dan cerpennya.
Ia juga piawai melukis karena itu ia juga joga dalam membuat karikatur dan komik. Bakat itulah yang menguatkan dirinya menjadi seorang arsitek.
Menurut petugas di Perpusda Bangka Gilang, Gus Noy sendiri yang mengantarkan bukunya ke Perpusda Bangka Januari 2020 lalu agar bisa menjadi koleksi perpustakaan dan dibaca pemustaka.
Walaupun ia telah pergi namun masih bisa diingat dan dibaca gagasannya yang di terbitkan dalam sebuah buku.
Ini menjadi pelajaran penting dan menginspirasi bagi saya bahwa, jangan hanya asyik terus menulis di Kompasiana namun ada baiknya tulisan-tulisan kita dibukukan.
Apa yang dilakukan Noy dapat kita lakukan dengan menulis buku dan wakafkan buku kita di perpustakaan sehingga bisa dibaca banyak orang, selain dijual tentunya.
Buku akan menjadi warisan bagi banyak orang dengan ilmu yang bermanfaat terkandung di dalamnya. Semoga menjadi investasi amal jariah yang terus mengalir bagi yang telah meninggal dunia.