Jalan puisiku semakin terjal ketika malam aku mencari frasa yang hilang
Menyibaknya dari sinar bulan hingga taburan bintang
Juga tidak ditemukan
Kemana lagi arah jalan?
Biasanya bulan bisa kumainkan
Begitu pula bintang bisa menjadi penunjuk jalan
Bait telah menjadi begitu tinggi
Begitu pula baris turut mendaki
Telah menyiksa hati
Di tengah malam berlari
Bait puisiku menumpuk letih
Baris puisiku berjalan tertatih
Sampai juga diujung malam
Beberapa saat terdiam
Ketika beberapa baris kata menikam
Ini balasan bukan dendam
Sungailiat, 6 Oktober 2020 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H