Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dukungan Keluarga Membuat Usaha Empek-empek Saura Bertahan di Tengah Pandemi

30 Agustus 2020   16:48 Diperbarui: 1 September 2020   07:29 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Empek-empek puntung produksi Saura (dokpri)

Desa Bukit Layang tempat tinggal Saura (38 tahun), ibu rumah tangga yang tetap bergerak menjalankan usaha rumahannya yakni membuat Empek-empek kendati di tengah pandemi Covid-19.

Jenis kuliner khas Bangka ini ada kemiripan dengan Pempek dari Palenbang, dengan cita rasa yang berbeda.

Empek-empek yang dibuat Saura dengan campuran terigu, ikan laut dan campuran singkong rebus yang diadon menjadi satu.

Bentuknya yang panjang sekitar 30 cm itu setelah adonan digulung, sehingga disebut dengan Empek-empek puntung.

Saura mengali singkong di kebun di pekarangan rumah (dokpri)
Saura mengali singkong di kebun di pekarangan rumah (dokpri)
Empek-empek putung buatan Saura, ibu 4 orang anak ini tidak hanya dijual di daerahnya sendiri namun juga hingga ke Palembang dan Jakarta.

Saura bisa bertahan dalam menjalankan usahanya karena optimisme dan dukungan keluarga mulai dari suami, anak dan orang-orang terdekat lainnya.

Pembuat Empek-empek ini tinggal di desa yang berjarak sekitar 15 km dari kota Sungailiat, pusat pemerintah kabupaten Bangka.

Menuju ke desa yang dibuat terpencil karena kondisi jalan yang rusak tapi tidak menjadi penghalang untuk memproduksi Empek-empek dipasar ke luar desa hingga ke luar pulau Bangka.

Singkong yang telah dikupas dicuci sebagai bahan pembuatan empek-empek (dokpri)
Singkong yang telah dikupas dicuci sebagai bahan pembuatan empek-empek (dokpri)
Semangat Saura ditunjukkan mulai dari turut mencabut pohon singkong di kebunnya sendiri, mengupasnya, mencuci, merebus hingga menggilingnya menjadi halus.

Gilingan singkong yang sudah halus dicapur dengan tepung sagu yang sudah ditakar disesuaikan dengan ikan yang menjadi campurannya sehingga ikannya masih cukup terasa.

Setelah Empek-empek dibuat menjadi puntung-puntung, direbus hingga matang. Saura meyakinkan bahwa produknya dijamin sehat tanpa pengawet bisa bertahan 4 hingga 5 hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun