Petang adalah rahim puisiku
Telah dilahirkan di atas laut yang memancarkan jingga
Syair yang tidak sedang merayu
Tapi berusaha menulis senja
Mataku tak tahan melawan petang
Terlalu benderang
Menyilaukan bola mataku yang mulai meradang
Sunset yang memancarkan keindahan
Yang tak lama bertahan
Sebelum petang disambut malam
Matahari dibawa tenggelam
Kusudahi bait dengan baris yang sembarangan
Bukan bearti tidak beraturan
Aku tak ingin baris mengekang
Biarkan bait bebas mengembang
Puisiku telah dilahirkan pentang
Tanpa menunggu waktu yang panjang
Keinginanku tak sekeras batu karang
Hanya ingin mengarang
Menjadikannya narasi panjang
Sungailiat, 2 Agustus 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H