Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pagi 10 Dzulhijah Embun pun Jatuh di Tengah Takbir

31 Juli 2020   05:25 Diperbarui: 31 Juli 2020   05:49 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kumandang takbir terdengar menjelang subuh memenuhi ruang kota
Menara masjid dari seluruh penjuru lantang bersuara
Pagi 10 Dzulhijah mata berkaca-kaca
Mengingat kembali di Arafah, pagi ini sudah di Mina
Rindu Tawaf di Masjidil Haram
Ingat ketika haji setelah melepas ihram

Takbir memenuhi ruang subuh hari Idul Adha
Lelaki yang telah haji tak ingin berduka
Ia mengumandangkan takbir, embunpun jatuh
Dari satu daun ke dauh dibawahnya, kemudian disentuh
Ia menuju Subuh

Usai Subuh kembali ia bertakbir, embun yang tersisa kembali jatuh
Hatinya luluh
Ia memegang dada sambil mengeluh
Kemudian rubuh
Telah dingin sekejur tubuh
Tak lagi mengeluh

Sungailiat, 31 Juli 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun