Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tukang Cukur Sama Cemasnya dengan Pelanggan Tertular Corona

4 Juli 2020   04:49 Diperbarui: 4 Juli 2020   05:05 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Barbershop di Sungailiat, kabupaten Bangka menerapkan protokol kesehatan (dokpri)

Saya menemukan barbershop, tempat cukur rambut yang sehat dan nyaman di tengah pandemi.

Tempat cukur rambut yang luas, bersih dan kebetulan ketika saya tiba di barbershop di Jalan Sam Ratu Langi Sungailiat, kabupaten Bangka itu suasana tidak banyak pelanggan.

Habis jam kantor pukul 16.00 WIB saya meluncur ke tukang cukur yang direkomendasi seorang teman, ketika saya mengeluhkan sulitnya mencari tukang cukur rambut yang bisa membuat aman dan nyaman di tengah pandemi.

Aman dari Corona yakni barbershop yang bersih dan menerapkan protokol kesehatan. Ketika saya masuk ke barbershop diminta mencuci tangan terlebih dahulu. Kesan pertama yang diharapkan sudah terpenuhi.

Saya duduk menunggu karena ada 1 pelanggan yang sedang di cukur. Suasana barbershop yang dibuat artistik. Tampak 2 motor Vespa di pajang di dalamnya.

Tidak berapa lama ada pelanggan yang lain yang baru datang. Pelanggan itu menempati tempat duduk yang berjauhan dari saya. Menjaga jarak.

Tukang cukur yang berbama Deni ini merantau dari Jawa Barat ke Bangka sudah 10 tahun. Ia hampir menyelesaikan rambut pelanggan yang pertama, kembaki datang 1 orang pelanggan. Seorang pegawai barbershop itu menghampiri menjelaskan, mereka sebentar lagi akan memasuki waktu istirahat diminta kepada pelanggannya itu untuk datang kembali setelah magrib.

Jadi masih tersisa saya dan satu orang pelanggan yang masih menunggu untuk mendapatkan pelayanan berikutnya. Selama menunggu sekitar 15 menit tidak ada bahan becaan yang bisa dibaca, hanya televisi yang terus hidup untuk menghilangkan rasa bosan menunggu. Hal itu lakukan pihak barbershop untuk nenghindari menempelnya virus karena bahan bacaan dipegang bergantian dari satu orang ke orang yang lain.

Tiba giliran saya yang dicukur. Sebelum saya duduk di kursi yang bakal saya tempati si tukang cukur Deni menyemprot tempat duduk dengan disinfektan.

Kemudian ia meminta saya melepas kacamata dan membungkusnya dengan tisu. Kemudian kacamata diletakkan di tempat yang aman.

Saat Deni memangkas dan merapikan rambut saya sambil bercerita tentang aktifitas memberikan pelayanan kepada pelanggannya selama pandemi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun