Sangat rindu kepada pagi, karena itu aku menunggu
Basah bagian pantatku setelah aku duduk di selasar masjid usai subuh, telah menduduki embun
Aku menatap Timur menantikan semburat sun rice tanpa ragu
Usai subuh yang diselimuti rindu
Tak bisa menahan dinginku
Semburat pertama matahari telah melunturkan dingin
Basah pantatku belum kering
Pandangan mata lepas ke Timur mulai bermain
Beban di kepalaku lepas dari pusing
Sinar matahari mulai runcing
Aku masih menghadap matahari
Akan beranjak setelah pagi tak lagi sepi
Seiring matahari semakin meruncing
Sudah saatnya berpaling
Untuk melihat hari ini, ada yang paling penting
Dalam kejaran waktu terus bersaing
Sungailiat, 10 Juni 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H