Hujan telah membersihkan pentang ini dari tumpukan debu sebelum sempat menyebar dibagi angin. Menjadi tempat sepasang angsa bernain.Â
Petang ini tak benderang. Hujan telah membatalkan ritual perpisahan dengan matahari yang akan pulang. Lukisan di cakrawala hanya garis hitam membentang.
Setiap petang tidak selalu di taburi jingga. Hujan menyelip rindu yang kadang ingin besama. Gestur hujan tidak bisa dibaca, tapi rindu adalah indra hujan yang membikin nyawa.Â
Ketika hujan petang ingat waktu berlalu. Ketika sepasang kekasih berteduh nenyaksikan angsa jantan dan betina kawin tanpa malu. Perempuan mengalihkan pandangan jauh ketika lelaki mulai merayu.Â
Hujan petang telah mengaliri rindu. Kanvas petang telah melukis sepasang angsa yang basah kuyup tanpa ragu. Sementara sepasang kekasih masih ragu-ragu.
Sungailiat, 1 Juni 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H