Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tanah Tumpah Darah yang Melahirkan Pancasila

31 Mei 2020   17:17 Diperbarui: 31 Mei 2020   17:28 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukan baru hari ini, tapi waktu yang lama telah membentuk kita menjadi bangunan dengan dasar hanya tanah tanpa batu granit yang kuat, juga bukan batu bata yang muda pecah. Tanah yang kita injak sekarang bukan bekas sawah, bukan pula tanah berpasir yang kehilangan pati bekas dieksploitasi tapi tanah pernah tergeletak serdadu yang bersimbah darah.

Tanah dasar yang kita injak telah dialiri darah. Darah pejuang yang mati sahid ketika melawan penjajah. Selagi berada di tanah ini jangan pernah menyerah ketika kebenaran tak lagi bisa berubah. Kita masih berpijak di tanah tumpah darah. Tanah yang telah menyatukan kita. Tanah yang melahirkan Pancasila.

Subgailiat, 31 Mei 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun