Atlet pelajar yang saya maksud bukan mereka yang berada di pemusatan latihan dibiayai pemerintah maupun swasta. Tapi atlet pelajar di sini adalah atlet berbakat yang berlatih dalam kegiatan ekstra kulikuler sekolah maupun di klub-klub. Mereka yang berlatih mandiri.
Apakabar atlet pelajar? Sudah tidak berkabar lagi setelah pandemi Corona melanda negeri ini. Biasanya saya masih melihat mereka berlatih, walaupun sedang bulan puasa di lapangan atletik Bina Satria Sungailiat di dekat rumah. Tapi selama pandemi Covid-19 kegiatan latihan terhenti.
Event olahraga pelajar terhenti
Sejak pandemi  Covid-19 event olahraga untuk pelajar juga terhenti. Biasanya setiap tahun rutin digelar yakni Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda), Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), Kejuaran Daerah (Kejurda), Liga Pelajar (sepakbola) dan lain-lain. Event olahraga pelajar itu tahun 2020 sudah hampir pasti tidak digelar karena pandemi Covid-19.
Berbagai kegiatan di Pemda anggarannya termasuk kegiatan olahraga pelajar yang dikelola Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga telah dialihkan untuk menangani Covid-19.Â
Harapan atlet pelajarpun sirna untuk tahun ini bisa menapaki jenjang pertandingan olahraga yang dimulai dari tingkat kabupaten/kota, provinsi hingga tingkat nasional.
Kegiatan olahraga di sekolah selama pandemi ini terhenti, seiring para pelajar dari tingkat SD, SMP dan SMA belajar dari rumah. Terlalu beresiko bagi sekolah yang masih menyelenggarakan kegiatan olahraga. Benar-benar aktifitas olahraga pelajar terhenti.
Motivasi keluarga dibutuhkan
Atlet pelajar yang berbakat yang terjaring dari berbagai event olahraga pelajar telah menjadi tempat penjaringan atlet untuk dibina sebagai atlet berprestasi. Atlet sepakbola nasional kita juga berasal dari atlet pelajar. Demikian pula atlet atletik kita yang akan mengikuti Olimpiade Tokyo tahun 2021, Lalu Muhammad Zohri juga berasal dari atlet pelajar.
Pembinaan atlet pelajar di Tanah Air tahun 2020 ini kehilangan momentum menjaring atlet berprestasi. Setelah berbagai event olahraga pelajar dari tingkat daerah hingga tingkat nasional tidak digelar. Pandemi Corona telah membuat atlet pelajar merana.
Masih tersisa harapan pembinaan atlet pelajar adalah dukungan dari keluarga. Selain berasal dari diri atlet itu sendiri untuk terus berlatih di rumah. Motivasi bagi mereka sangat dibutuhkan dari keluarga terutama orang tua agar mereka terus berlatih menjaga kebuguran tubuh.