Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengapa Dirahasiakan Identitas Pasien? Corona Bukan Aib

23 Mei 2020   11:31 Diperbarui: 23 Mei 2020   11:20 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penjemputan pasien positif Covid 19 di Sungailiat (dok WA Grup)

Seorang kepala dinas di Pemkot Pangkalping terkonfirmasi positif Covid-19. Pejabat tersebut berinisial A.

Walikota Pangkalpinang Maulan Akil (Molen) menjelaskan hal itu dalam jumpa pers di Pangkalpinang. Bagi mereka yang mengetahui tentang siapa saja pejabat yang ada di jajaran Pemkot Pangkalpinang akan langsung bisa menebak siapa pejabat yang dimaksud.

Bila nama pejabat sebagai kepala Dinas yang diawali huruf A hanya 1 orang akan mudah ditebak. Sebaliknya nama pejabat yang diawali huruf A hingga 5 orang maka publik akan terus bertanya-tanya, siapakah pejabat itu. Sebagai pejabat publik yang melayani publik, untuk apa identitas ditutup-tutupi? Memberikan informasi kepada publik, sesuai dengan regulasi yang ada terkait dengan keterbukaan informasi publik seharusnya Pemkot Pangkalpinang tidak menutupi.

Terinfeksi Covid-19 bukanlah aib. Bila ditutupi akan semakin berbahaya. Terutama penularannya. Bila diungkapkan kepada publik akan banyak orang yang tahu pernah beriteraksi atau tidak dengan pasien yang terkonfirmasi Covid-19. Maka mereka akan tergerak untuk melakukan rapid test maupun swab test.

Berbeda dengan kasus yang menimpa Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) kabupaten Bangka H. Saipul Zohri yang dinyatakan pisitif dalan rapid tesnya. Ia langsung di karantina di Balai Diklat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Tidak disembunyikan identitasnya, bahkan pak Kiai ketika berada di karantina menyempatkan diri menjadi nara sumber acara talk show radio melalui sambungan telepon.

Kiai walaupun dikarantina masih sempat memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pengalaman dirinya dan mengajak masyarakat dapat bersama-sama memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Bagi pak Kiai bukan suatu aib.

Karena sikap pak Kiai yang terbuka menimbulkan simpati. Banyak yang mendoakannya. Ketika swab test pertama Kiai dinyatakan negatif dari Covid-19. Begitu pula dengan swab ke 2 pak Kiai dinyatakan negatif.

Selain kepala dinas bernisial A, ada lagi ASN yang terkonfirmasi Covid-19 yakni seorang pegawai puskesmas du kota Pangkalpinang juga dirahasiakan identitasnya. Mengapa ASN sebagai pelayan publik tertular Covid-19 mesti ditutupi identitasnya?

Tertular Covid-19 bukanlah aib yang harus ditutupi. Keterbukaan akan menjaga masyarakat dari penularan, setidaknya bisa menjaga jarak. Belajar dengan beberapa pejabat yang terbuka mengungkapkan identitas dirinya tertular Covid-19 seperti menteri perhubungan Budi Karya Sumadi, walikota Bogor Bima Arya dan Ketua MUI kabupaten Bangka H. Saipul Zohri.

Tertular Covid-19 bukan aib. Bukan pula memalukan. Dengan keterbukaan akan banyak yang medoakan menjadi lekas sembuh seperti yang dialami Menteri Perhubungan, wali kota Bogor dan ketua MUI kabupaten Bangka.

Salam dari pulau Bangka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun