Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Mimpi Buruk

4 Mei 2020   04:49 Diperbarui: 4 Mei 2020   04:47 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Telah dieksekusi semalam di depan regu tembak seorang lelaki yang belum sempat melepaskan kedengkian di hati. Meskipun sudah tertembak jantung hingga kehilangan denyut nadi. Tapi hatinya belum mati. 

Hingga pagi, hatinya bergerak tanda bicara yang belum berakhir ingin melepaskan dengki. Hati telah berjanji tak ingin menyimpan benci. Ketika kematian mendahului belum sempat membersihkan hati. 

Ketika Subuh menjatuhkan embun yang digetarkan azan. Embun telah membersihkan hati dengan pelan. Lelaki telah menuju kematian. Ketika terbangun kutemukan di lantai rumah bunga Kenanga yang tumbuh di taman. 

Sungailiat, 4 Mei 2020 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun