Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Keyakinan Adi, Tukang Cukur yang Bertahan di Tengah Corona

12 April 2020   14:23 Diperbarui: 12 April 2020   22:02 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengamanan dari penyebaran virus Covid-19, Adi telah menyemprot ruang barbeshop-nya berulang kali untuk memutus mata rantai  penularan virus Covid-19 dengan menggunakan cairan disinfektan.

"Saya semprot terus, Insya Allah aman," Adi meyakinkan saya.

Menurutnya, kalau menggunakan masker selalu dipakai setiap kali mencukur rambut pelanggan, baik sebelum ada pandemi Corona apalagi dalam kondisi pandemi. Kebiasaannya sekarang tidak ditinggalkan dan secara berulang-berulang adalah selalu cuci tangan.

"Saya pakai alkohol, Pak, cuci tangannya," jelas Adi.

Menurutnya kewaspadaan selalu ada. Diakuinya, kewaspadaan itu hingga melahirkan kecemasan bisa tertular, mengingat pelanggannya yang datang dari berbagai kalangan.

"Saya tidak tahu mereka dari mana, kondisinya seperti apa semoga saja pelanggan saya orang-orang sehat tidak terjangkiti virus Corona," kali ini Adi terlihat ingin menenangkan dirinya sendiri.

Ia tidak ingin meninggalkan pekerjaannya sebagai tukang cukur karena sedang wabah Corona. Banyak pertimbangan, utamanta karena ini penghasilan utama untuk menghidupi keluarga. Kemudian yang juga penting, tidak ingin kehilangan pelanggannya.

Adi yakin masih ada pelanggang yang mau datang, mereka yang tidak terbiasa rambut gondrong akan bergegas ke barberhop-nya untuk dipotong.

Sebagai tukang cukur, ia sadari bisa saja beberapa penyakit menulari namun tergantung diri sendiri untuk menjaga diri. 

Menurutnya, seluruh tukang cukur yang mengerti arti penting kesehatan dalam menjalankan pekerjaan akan selalu menjaga kesehatan dirinya dan pelanggan. 

Tukang cukur di Sungailiat sudah terbiasa menggunakan masker untuk menjaga kesehatan diri (dokpri)
Tukang cukur di Sungailiat sudah terbiasa menggunakan masker untuk menjaga kesehatan diri (dokpri)
Tukang cukur yang memperhatikan kesehatan sudah dilakukan sebelum merebaknya virus Corona. Menjaga kebersihan lingkungan barbershop serta tidak menggunakan alat cukur seperti silet yang tanpa diganti dengan banyak pelanggan. Ini menjadi potensi penyebaran penyakit seperti HIV/AIDS, Hepatitis, dan lain-lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun