Kebetulan perayaan Paskah Agung yang dilakukan  teman-teman beragama nasrani di kotaku Sungailiat, kabupaten Bangka bertepatan dengan mulai diberlakukan beberapa tempat ibadah tidak menggelar ibadah untuk menghindari  banyaknya massa berkumpul guna memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19.
Tidak hanya di gereja, juga di masjid-masjid mulai Jumat (10/4) mematuhi kesepakatan yang telah dibuat pimpinan Ormas Islam, kantor Kementrian Agama kabupaten Bangka dan Pemkab Bangka.Â
Rasanya sedih tidak solat Jumat, karena tidak ada masjid yang menyelenggarakan solat Jumat. Masjid Agung Sungailiat di pintu masuknya menuliskan kata permohonan maaf kepada jemaah untuk sementara ini tidak menyelenggarakan salat Jumat.Â
Semoga pandemi Corona ini segera berlalu, merupakan doa kita bersama. Kali ini kita sama beribadah #DiRumahAja. Ini nerupakan ikhtiar untuk mencegah dari penularan virus Covid-19.
Masyarakat Islam di tempat saya tinggal, karena masjid tidak menyelenggarakan salat Jumat menggantinya dengan salat Zuhur di rumah. Corona telah membuat kita bersedih, termasuk kondisi beribadah yang tidak biasa.
Begitu pula teman-teman yang beragama nasrani merasakan suana yang sama. Harus berada di rumah merayakan paskah. Kita dalam keberagaman untuk terus bersatu bersama-sama memutus mata rantai penyebaran virus Covid 19. Pasti kita bisa dan keyakinan itu selalu ada, termasuk mengikuti anjuran di rumah aja.Â
Kendatati demikian, agar kita untuk saling menguatkan dengan kata-kata yang memberikan semangat. Grup WhatsApp kami yakni kumpulan teman-teman satu SMA lalu, ketika Paskah menyampaikan ucapan selamat dan menyemangati kepada teman-teman yang merayakan.Â
Kami berbeda yang berasal dari pulau Bangka, telah terbiasa dalam keberagaman. Saling membantu tanpa membedakan agama, suku dan ras.Â
Sekarang kita-kita sama-sama merasakan dampak dari pandemi virus Corona. Semoga  musibah ini semakin memperkuat kita satu dalam keberagaman.Â
Salam dari pulau Bangka.
Rustian Al'Ansori.Â
