Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pohon Kota Terpaku, Memandang Luka Kehilangan Waktu

10 April 2020   08:41 Diperbarui: 10 April 2020   08:58 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kotaku terlihat kaku
Sekaku sebatang pohon kayu
yang masih bertahan di situ
batangnya terkena paku

Kotaku sepi
tak ada pejalan kaki
mobil di tepi jalan berhenti
mereka bersembunyi

Pohon di tengah kota yang terpaku
tidak menjerit sakit, juga ngilu
yang masih bertahan di situ
berdiri sendiri melihat rumah sesekali membukakan pintu

Dari jendela rumah banyak mata
memandang luka
bukan pohon yang terpaku
tapi telah kehilangan waktu

Pohon kota terpaku
tetap saja menunggu
ikuti saja hingga sepi ini berlalu
nanti bersama-sama mencabut paku
tanpa sakit, apalagi ngilu

Sungailiat, 10 April 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun