"Dak usa mudik luk taun ni, taun adep bae men Corona la gi (Â tidak perlu mudik dahulu tahun ini, tahun depan saja bila Corona sudah pergi)"
"Jangan kemane -mane di rumah bae," pesan ibu kepada anaknya di komplek tempat saya tinggal.
Penggunaan bahasa daerah dialeg Bangka ini merupakan ajakan orang tua kepada anaknya ketika virus Corona melanda Tanah Air yakni dengan himbauan #DiRumahAja yang dapat diartikan dalam bahasa Indonesia, "jangan kemana-mana di rumah saja."Â
Jadi, bisa saja menjadi #Dirumabae bila menggunakan bahasa daerah dialeg Bangka. Kearifan lokalnya dapet, secara tidak langsung sambil melestarikan bahasa daerah agar jangan sampai punah.Â
Ini merupakan salah satu penyebab yakni bermula dari keluarga yang tidak lagi menggunakan bahasa daerah. Mungkin karena gengsi dan juga faktor yang lain.
Sejak mulai diumumkan pemerintah secara terus-menerus setiap hari perkembangan dari virus Corona Covid 19 kita banyak mendengarkan narasi dengan menggunakan bahasa asing seperti Social distancing, Physical distancing, Stay at home, Work from home, lockdown dan lain-lain.Â
Banyak masyarakat yang tidak mengetahui arti dari kata-kata asing itu. Hingga salah satu kata asing yakni lockdown hingga diplesetkan menjadi, "lauk daun."
Saya pernah mengikuti bimtek tentang penulisan bahasa di media luar ruang yang selenggarakan Kantor Bahasa. Saya bertanya kepada pemateri, apakah dalam penggunaan bahasa daerah bisa dipergunakan di media luar ruaang?Â
Salah seorang pengajar mengatakan, untuk pelayanan publik sebaiknya diutamakan bahasa Indonesia, demikian pula menggunakan bahasa asing seperti bahasa Inggris dicantumkan bahasa Indonesianya di depan bahasa Inggris. Contoh, dilarang merokok (no smoking). Jelas, bahasa Indonesia lebih diutamakan.
Melakukan sosialisasi terhadap pencegahan penyebaran virus Covid 19, dapat dilakukan dengan menggunakan narasi bahasa daerah, tidak salahkan? Saya rasa tidak, dengan tujuan agar pesannya sampai ke masyarakat dan dipahami masyarakat. Bahasa daerah Bangka merupakan bahasa Melayu yang mudah diartikan warga suku manapun yang merantau ke Bangka.
Seperti kata dalam bahasa Inggris, Physical distancing agar kita dapat menjaga jarak hingga mencapai 2 meter. Namun masih ada pejabat karena ingin pencitraan di depan masyarakatnya dan media, dalam gerakan wajib mengenakan masker mendekat ke seorang warganya dan bahkan sangat dekat.Â