Menyebarnya wabah virus Korona Covid-19 menggugah kepedulian seorang anggota DPRD kabupaten Bangka yaitu Dokter Zarril Khifarri (50 tahun). Naluri sebagai dokter menggerakkanr nuraninya berempati melakukan pencegahan melalui berbagai bentuk edukadi yang dilakukan.Â
Saya melihat melalui tayangan siaran langsung hampir setiap hari di facebook SahabatDokter Zarril. Saya dapat mengikuti aktifitasnya melakukan sosualiasasi pencegahan agar tidak tertular dari Covid-19. Mulai dari praktek cuci tangan hingga terjun langsung bersama relawan melakukan penyemprotan desimpektan di sejumlah tempat.
Saya kenal dokter Zarril sudah lama. Saya sempat menjadi pasiennya. Juga almarhum emak saya juga mendapatkan pelayanan tingkat dasar kesehatan BPJS di praktek dokter Zarril. Ketika emak meninggal dunia ia juga sempat datang ke rumah duka, tapi tidak bertemu dengan saya. Sejak ia menjadi anggota DPRD kabupaten Bangka masa bakti 2019-2024 saya belum berjumpa lagi.
Di tengah stigma negatif terhadap anggota dewan ketika wabah Kovid-19 melanda diantaranya ada yang tetap Dinas Luar (DL), oknum anggota dewan yang menolak diperiksa kesehatan, terkesan ada anggota dewan yang tidak peduli terhadap masyarakat yang sedang menghadapi wabah ini. Masih ada partai politik yang peduli memberikan bantuan. Tapi untuk dilakukan secara indifidu, telah dicontohkan dokter Zarril.
" Delapan sepuluh orang normal paham," salam khas yang selalu diucapkan dokter Zarril disetiap tayangan siaran lansungnya di facebook.
Ia memasuki semua kalangan dari siswa SD, remaja, mahasiswa, pegawai hingga masyarakat desa didatanginya. Melalui pengeras suara yang juga ia dapat dengan gratis dari pedagang alat elektronik di pasar Sungailiat. Secara spontan pedagang itu mrmberikannya setelah tahu akan diperguna dokter Zarril sebagai alat sosialisasi kepada masyarakat tentang pencegahan penyebaran Covid-19. Ia menggugah warganya turut serta peduli.
Bermodalkan pengeras suara, dokter Zarril berhenti dimana saja yang dianggapnya bisa menyampaikan narasi ajakan agar warga peduli terhadap wabah yang sedang melanda dunia ini. Ia tidak peduli dengan situasi dan kondisi yang ada, baik itu di tepi jalan, di pasar, masjid, sekolah dan dipertemuan-pertemuan yang dinilainya pas untuk menyampaikan pesan. Kekuatan literasi yang disampaikan dokter Zarril untuk "hadang" berkembangnya virus Covid-19.
Keikhlasan dokter Zarril itulah yang terpacar dari sosok yang mengundurkan diri sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk menjadi politisi ini terpancar dari gestur tubuh ketika berhadapan dengan warga yang didatanginya. Sebagai anggota legeslatif ia juga menjalankan fungsi pengawasan terhadap eksekutif, khususnya dalam mencegah penyebaran virus Corona.
Dokter Zarril mengunjungi dari satu puskesmas ke puskesmas lainnya yang ada di 8 kecamatan di kabupaten Bangka. Termasuk kesiapan rumah sakit yang ada di kabupaten Bangka. Komunikasi yang dilakukan doktet Zarril begitu mudah dilakukan karena kepala puskesma yang sebagian besar merupakan dokter adalah rekan sejawatnya. Sekarang juga dokter Zarril masih tercatat sebagai anggota Ikatan Dokter Indonesua (IDI).
Sebagai seorang dokter, menjadi modal bagi Zarril sehingga lebih mudah membangun literasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menerapkan pola hidup sehat, menjaga kebersihan dan biasa menerapkan hidup bersih. Selain menyampaikan pesan melalui pengeras suara, ia juga menggunakan media luar ruang seperti spanduk dan ada pula brosur yang berisikan tentang pencegahan agar tidak tertular virus Corona.