Masa lalumu berbeda dengan masa laluku, jangan samakan itu. Telah mengecilkan arti dalam waktu. Kita berbeda, tidak pernah sama. Ketika terasa sama, itu hanya kesepakatan yang menjaga rasa.
Masa lalu penuh luka, hanya akan membuat pedih ketika dianggap biasa tanpa kau mengetahui peristiwa. Tak ubahnya telah menampikan sejarah hidup yang berdarah, kemudian kau hina. Telah membuat aku murka. Pertengkaran yang berujung hampa.
Kata maafmu hanya canda. Kau belum merasakan derita yang aku rasa. Tak ubahnya kau sedang mengejek semesta. Kita sama-sama tidak meyakini karma. Tapi peristiwa yang sama bisa saja terulang di suatu masa.Â
Sungailiat, 23 Februari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H