Tangis nelayan pesisir, Â air matanya tak sempat jatuh ke pasir.Â
Butir-butir air mata telah kering di tengah pipi yang kering. Terik matahari siang itu telah membakar pesisir dengan marah, yang tak membuat menyerah.Â
Nelayan menangisi rumah-rumah ikan yang dirobohkan kapal penambang timah tak jauh dari pesisir. Nelayan masih tegak berdiri walaupun kaki gemetar menginjak pasir. Sedikit harapan, setelah ikan terusir.
Nelayan mengejar ikan ke laut yang lebih jauh. Tak kuat lagi dayung dikayuh. Angin darat tak kuat lagi mendorong perahu yang berlayar. Nelayan mulai tidak sabar. Mulai mengutuk, mengeluarkan sumpah serapah biar kapal penambsng terbakar.
Sungailiat, 7 Februari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H