Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Menyusui Bulan Bukan Ibu Kita

5 Februari 2020   21:52 Diperbarui: 5 Februari 2020   21:59 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kita telah dilahirkan malam, bersama hayalan tanpa harapan. Kita baru saja mengangkat kenangan jauh telah lama berlalu dari lorong gelap malam, tapi masih menjadi bayangan.

Kita telah dilahirkan malam, yang tak disukai. Menjadikan kita kehilangan harapan. Bukan tidak lagi berguna. Tapi tidak bisa bersekutu dengan pendusta.

Kita telah menjadi anak malam, yang menyusui bulan. Bulan bukan ibu kita, bukan pula ibu susu kita tapi hanya kebetulan. Kita telah dilahirkan dari rahim malam, tanpa ari-ari. Anak malam adalah Laki-laki.

Sungailiat, 5 Februari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun