Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sisa Satu Malam

31 Desember 2019   22:48 Diperbarui: 25 Juni 2020   17:47 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidaklah lama
hanya menunggu saja
sisa satu malam ini
janganlah dibakar beci

Jagung dibakar
ikan dibakar
diri jangan dibakar
bulan jangan dibakar
bintang jangan dibakar
malam jangan sampai terbakar

Sisa satu malam, setelah itu lelah dalam diam
bulan telah ditikam
malam mencekam
menjelang tahun baru, ketika malam
tatapan tajam mata burung hantu telah merekam
tersimpan dalam memori otak paling dalam

Tidaklah lama
rasanya biasa
malam telah memindahkan rasa
kecamuk dalam gelisah
ketika langkah kehilangan arah
mulutnya ucap bismillah
jantungnya lelah
tak mampu menahan gembira

Hitung saja mundur
jarum jam tetap jalan teratur
kembang api telah menghibur
lagi dipenuhi percikan api
tapi lilin yang jatuh membuat malam menjadi buta
lelaki muda telah kehilangan arah
telapak kakinya berdarah
telah menghabiskan malam hingga lelah

Sungailiat, 31 Desember 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun