Matahari telah mengawinkan Ibu Pertiwi ketika pertengahan Agustus yang berlalu. Pesta perkawinan belum usai masih dalam hingar-bingar menyatu. Sempat beberapa hari pembuahan rahim Ibu Pertiwi telah keguguran ketika nama telah dipersiapkan. Setelah Ibu menderkar Papua kerusuhan.Â
Adalah Matahari yang membuahi rahim Ibu Pertiwi, telah menguatkan kembali. Matahari adalah suami Ibu Pertiwi telah datang kembali ketika pagi. Telah kembali bercinta penuh cinta. Telah lahir kembali anak matahari di tanah Papua.
Matahari baru telah tersenyum pagi, apakabar saudaraku di Jaya Pura, Serui, Merauke hingga Wamena. Ingatkan ketika kita bersama di Yogyakata. Mengisi hari-hari belajar bersama. Tak pernah ada hina, sengketa hingga membuat murka. Bram dari Jaya Pura, Morin dari Serui, Kadir dari Wamena kita bersaudara.Â
Masih ramaikah perayaan hari Merdeka di sana? Aku ingat ketika di Yogya, bersama teman-teman dari Papua ketika satu regu lomba tarik tambang jadi juara. Anak matahari adalah kita. Pagi ini telah kembali lahir matahari di Papua, di pulau Bangka, di pulau-pulau tanah Merdeka.
Sungailiat, 22 Agustus 2019