Aku menulis puisi bukan karena ingin dipangil penyair, bukan pula pujangga. Tapi ingin menyimpan rasa dengan terbuka, tidak tersembunyi di dalam hati yang bisa menyiksa. Aku telah diajarkan ayahku ketika kecil, tapi ia bukan penyair, bukan pula pujangga.Â
Ketika sekolah aku dipertemukan guru yang telah membaca karyaku, tapi ia bukan penyair, bukan pula pujangga. Guru yang memintaku tetus menulis, biar aku jadi penyair juga disebut pujangga. Aku terus bertahan dengan amanah ayah dan guru bahasa. Terus menulis seperti dulu sama saja, tetap saja bukan penyair ataupun pujangga.
Sungailiat, 20 Agustus 2019
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI