Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | 18 Agustus

18 Agustus 2019   12:46 Diperbarui: 18 Agustus 2019   12:47 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Matahari sangat terik
Ketika 18 Agustus masih wangi, di antara alam yang masih cantik 
Wangi gaharu, wangi cendana, aroma damar yang terbakar, terdengar suara monyet yang tercekik 
Karena kemarau yang membuat tanah gembur tertarik 
Telah dikibarkan bendera Merah Putih yang tertinggal di atas lahan yang terbakar 

18 Agustus, tak ada gunung yang meletus 
Tak ada pula banjir ditengah kemarau yang tak putus 
Tanah subur tampak kurus 
Tak membuat mati tikus-tikus 
Pandang rumput mengering berganti menjadi kaktus 
Tak peduli, biarkan Merah Putih dikibarkan di tanah tandus 
Karena itu tanah kita juga 
Yang harus tetap di jaga 

Sungailiat, 18 Agustus 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun