"Ayah, merdeka!"
Salam anak lelaki, ketika pagi 17 Agustus kepada Ayah yang akan berangkat kerja
Tak ada balasan salam, hanya tersenyum tanpa rasa
Anak lelaki tak bisa membaca makna senyum ayah yang belum merasa merdeka
Ayahnya masih dijajah kemiskinan, yang harus terus bekerja walaupun dihari merdeka
Sekali lagi pekik anak lelaki, "ayah, merdeka!"
Kali ini, ayah hanya mengangkat tangan dengan dikepal tanpa suara
Lelaki yang dipangil ayah terus melangkah menuju hutan dibatas desa
Hutan yang mulai terbakar karena kemarau
Hati lelaki mulai risau
Ketika hutan belukar telah menjadi pisau
Hampir sama, ketika tentara penjajah memasang banyak ranjau
Anak lelaki, dari kejauhan masih pekikkan, "ayah, meredeka!"
Tak ada balasan, ayahnya terus melangkah tanpa kata-kata
Anak lelaki, "kepada dirinya bertanya, apakah ayah belum merdeka?"
Sungailiat, 17 Agustus 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H