Melintasi jalan terkotak-kotak karena kepentingan. Semua jalan mendaki, semua jalan menurun, semua jalan mendatar, semua jalan lurus, semua jalan menikung, tapi tak semua jalan dipenuhi kecurigaan. Jalan telah terkotak-kotak karena ketidakadilan.Â
Melangkahi kotak-kotak dengan kehati-hatian. Setiap langkah adalah kecemasan. Setiap kata-kata terus dijaga, agar tak menjadi kekacauan. Kebinekaan sengaja dilupakan, ketika desakan karena kekuasaan dipaksakan. Kotak-kotak itu berserakan dijalanan.Â
Jalan yang dilalui orang-orang lupa diri. Ketika telah membuat hari-hari berlalu dengan kebiadaban mimpi. Jalinan kebersamaan dibawa ke jalan sesat dengan merubah ideologi. Bercerminlah di air bening sungai yang memisahkan kampung kita, bahwa kita adalah sama yang dilahirkan di tanah tempat kita kembali.Â
Sungailiat, 4 Agustus 2019Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H