Wangi melati masih ada, setelah dibabat kemarin hingga tak tersisa. Dimana kuntum melati yang masih tertinggal, dicari di rumput hijau yang berembun tak ada. Mungkinkah melati meninggalkan arwah? Entahlah.
Tak sedikitpun tersisa, batang, daun, bunga, semuanya habis . Pembantaian begitu bengis. Telah menganggap melati membuat kotor halaman rumah yang kini tak bertaman. Rumah yang telah ditinggalkan ramai, rumah yang dihuni sepi, hanya menyisahkan kenangan.
Arwah melati gentayangan ketika pagi. Hanyalah ilusi wangi. Ketika halaman kita dirusak dengan alasan, bunga-bunga di taman telah mengotori. Keindahan sedang dirusak, hanya karena ambisi sepihak. Seni itu indah, keindahan itu subyektif, kadang subyektif itu membikin sesak.
Sungailiat, 2 Juli 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H