Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Arwah Melati

2 Juli 2019   06:32 Diperbarui: 2 Juli 2019   06:48 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Wangi melati masih ada, setelah dibabat kemarin hingga tak tersisa. Dimana kuntum melati yang masih tertinggal, dicari di rumput hijau yang berembun tak ada. Mungkinkah melati meninggalkan arwah? Entahlah.

Tak sedikitpun tersisa, batang, daun, bunga, semuanya habis . Pembantaian begitu bengis. Telah menganggap melati membuat kotor halaman rumah yang kini tak bertaman. Rumah yang telah ditinggalkan ramai, rumah yang dihuni sepi, hanya menyisahkan kenangan.

Arwah melati gentayangan ketika pagi. Hanyalah ilusi wangi. Ketika halaman kita dirusak dengan alasan, bunga-bunga di taman telah mengotori. Keindahan sedang dirusak, hanya karena ambisi sepihak. Seni itu indah, keindahan itu subyektif, kadang subyektif itu membikin sesak.

Sungailiat, 2 Juli 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun