Telah kukunci malam
dengan rangkaian narasi yang disulam
malam semakin diam
tak kebagian kata-kata
telah dimonopoli bicara
Mengunci malam
ketika tak ada lagi langkah yang diam-diam
ketika beberapa lelaki masih betahan bersama embun
ada lelaki tua yang matanya semakin rabun
tapi ia menolak dikatakan pikun
Narasi yang mengunci
hanyalah beberapa baris puisi
yang dibuat dari hati
ungkapan rasa yang sempat menyakiti
Ternyata malam tidak pernah terkunci
karena malam bukan rumah kami
malam juga tidak memiliki hati
malampun terhenti
Sungailiat, 15 Juni 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H