Kalau puisiku hanya kau anggap secangkir teh basi
ataupun hanya segelas kopi dingin yang tak enak lagi
jangan tak dibaca
jangan dilewati hanya karena tak suka
tahukah bahwa kau sedang bekerja
di semua aliran dengan berbagai gaya bahasa
ada pula sebagai epigon penyair ternama
jangan berbuat dosa di antara ratusan karya
hanya karena rasamu berbeda
nanti kau akan dicap sebagai penjahat sastra
Baru selesai puasa kukira kau sudah mulai arif dan bijaksana ternyata tidak, kau masih dendam yang tak biasa. Yang tidak pernah memaafkan, bakal diturunkan kepada anak-anakmu yang tak tahu apa-apa. Jangan jadikan dirimu dalam diri mereka.Â
lihatlah puisiku
jangan lihat namaku
bacalah puisiku
jangan sebut namaku
Sungailiat, 8 Juni 2019