Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Surat Buat Ibu Ha, Lansia Hidup Sendiri Tanpa Bansos

4 Juni 2019   17:26 Diperbarui: 4 Juni 2019   17:35 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bua Ha, saya dapat kabar dini hari di hari terakhir Ramdan ibu terjajatuh dari kursi roda sehingga harus lama berada di lantai sebelum ada bantuan dari putra ibu yang tinggal jauh dari rumah tempat ibu tinggal. Saya bersyukur ibu dikabarkan dalam kondisi baik, hanya kelelahan saja akibat tidak tidur sebelum datang pertolongan. Itulah resikonya kalau tinggal sendiri seusia ibu yang lanjut usia (lansia) sudah 70 tahun.

Bu Ha, saya mengucapkan selamat Idul Fitri mohon maaf lahir dan batin. Ibu tidak perlu kecewa walau dalam Ramadan kali ini masih sama dengan Ramadan yang lalu, hidup sendirian di rumah warisan. Meskipun tidak dapat bantuan sosial seperti beras sejahtera, bantuan langsung tunai dan lain-lain, ibu jangan kecewa karena masih ada orang yang peduli dengan ibu. Janganlah terlalu berharap apa lagi janji-janji yang disampaikan calon pemimpin yang sekarang sudah menjadi pemimpin, begitu pula calon legeslatif dan sekarang sudah terpilih. Biasanya mereka itu akan lupa dengan janji-janji yang mereka pernah sampaikan. 

Saya juga heran mengapa ibu tidak dapat bantuan sosial, kalau dilihat dari kondisi ibu, ibu layak mendapatkan bantuan. Dulu ketika ada pemimpin di daerah ini memiliki program yang namanya Perburuan Orang Tua Hidup Sendiri atau disebut dengan Buratuhiri, ibu tidak juga kena perburuan itu. Program yang tak jelas siapa tim pemburunya. Nama program ini juga sepertinya kurang pas, kok manusia di buruh? Sudahlah jangan diingat lagi program yang tak jelas itu, yang penting sekarang ibu  harus kuat.

Saya dengar ibu puasanya lancar, namun 2 hari menjelang akhir puasa ibu menyerah karena sakit perut. Yang penting ibu tetap sehat dan bisa merayakan Idul Fitri. Ibu tinggal sendiri karena pilihan, tak ingin merepotkan anak-anak. Tapi yang penting anak-anak bisa berkumpul ketika lebaran dan masih ada anak yang rutin menjenguk ibu. Masih ada orang di sekitar ibu yang ikhlas membantu. Ada zakat fitrah yang diterima dari panitia zakat masjid patut disyukuri, ibu jangan khawatir ada cucu yang akan mengambil zakat itu di malam lebaran.

Ibu jangan kecewa karena orang seusia ibu mendapat santunan dari organisasi dan perkumpulan tempat suami mereka bergabung dulu dipimpin maupun menjadi. Masih ada rezeki yang lain, karena saya tahu suami ibu adalah seorang tokoh pimpinan organisasi kemasyarakat di masa lalunya. Biarkan saja para  penerus organisasi itu melupakan, tapi masih ada kami yang memperhatikan ibu.

Masa Ramadan yang dilalui ibu cukup berat karena sendiri, salut buat ibu karena masih tetap menjalankan ibadah puasa. Ketika berbuka ada saja orang yang memberikan sedekah, bisa meringankan beban ibu. Saya tahu perasaan ibu, ketika malam lebaran apalagi mendengar suara takbiran ibu ingat mendiang suami tercinta yang meninggal dunia 14 tahun yang lalu. Jangan larut dalam kesedihan ibu, kirimkan do'a buatnya.

Saya ingat keluhan ibu, dengan kursi roda yang kondisinya  sudah kurang baik. Mudah-mudahan ada rezeki bisa membantu ibu memberikan kursi roda yang baru. Terus terang kita tidak bisa berharap dari pemerintah karena sarat yang diberikan Dinas Sosial terlalu ribet banyak prosedur yang harus dilewati. Cukup sekian dari saya, semoga ibu selalu ingat dengan saya yang tak lupa selalu mendoakan ibu.

Salam hormat

Rustian Al Ansori

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun