Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Gugur Melati ketika Pagi

1 Mei 2019   04:35 Diperbarui: 1 Mei 2019   05:07 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bangun sebelum Subuh, mimpi belum juga berakhir ketika bercerita tentang bencana banjir melanda kampung. Ketakutan ketika nyawa terancam saat air mengepung. Seketika bangun, melihat air telah menggunung.

Setelah memastikan hanya mimpi, ditemukan di luar rumah embun yang membuat bertambah  hijau daun melati namun menggugurkan bunga melati. Tanah menjadi putih, karena tergelatak melati. Tanah juga dibuat bertambah wangi.

Mimpi pertanda, ternyata bergugurannya melati ketika pagi. Pagi tidak sedang berduka apa lagi sedang menghadapi musibah tapi wangi melati telah mewangikan tanah yang mulai kehilangan pati. Tanah basah tetap kering meskipun embun telah membantu membasahi.

Sungailiat, 1 Mei 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun