Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Elegi Pagi Kebun di Depan Rumah Terdengar Tangisan Bayi

12 Maret 2019   12:39 Diperbarui: 12 Maret 2019   13:16 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebun di depan rumah yang tak dijamah
Berbagai tanaman hingga rempah-rempah 
Menjadi semak belukar 
Tak terawat karena dibiarkan terlantar 
Masih pagi, baru saja naik matahari 
Dari semak-semak tangis terdengar 
Terasa dekat suara tangisan bayi 

Mendekati suara, lelaki berlari 
Menemukan bayi sendiri 
Masih melekat ari-ari 
Di dalam kardus tempat bayi ditemukan wasiat bertuliskan, "ini anakmu dari rahimku yang dibuahi. " 
Tanda tanya, membuat terus bertanya siapakah di dalam wasiat bernama, Melati
Lelaki merasa tak pernah membuahi 
Bayi lelaki tak lagi menangis, telah mati 

Lelaki kesal
Merasa menyesal 
Telah menjadi elegi pagi 
Mengutuk Melati 
Terus dikejar, kemana berlari? 

Sungailiat, 12 Maret 2019 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun