Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Jalan Tanah Merah Meninggalkan Jejak Darah

2 Maret 2019   08:18 Diperbarui: 2 Maret 2019   09:09 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belum juga langit berwarna tembaga
Ketika jarak perjalanan masih tersisa
Telah dilempari jalan sempit dengan bara
Rumput-rumput hijau menjadi menyala
Pohon-pohon rimbun menjadi tak bernyawa
Jalan tanah menjadi merah
Terbius gejolak amarah
Jalan merah meninggalkan jejak darah

Jalan sempit yang lengang
Diantara hijau pohon lada membawa tenang
Tapi jejak darah di jalan tanah merah masih membayang
Tak mudah melupakan luka yang tergenang
Tetap bertahan di dasar kenangan
Telah menjadi trauma berkepanjangan

Jangan buat luka
Ketika luka menjadi masa lalu tak kan terlupa
Jangan teteskan darah
Ketika darah masih menjadi jejak, kapan saja akan menjadi amarah
Lihat, jalan tanah merah
Tak kan pernah hilang dari jejak darah

Sungailiat, 2 Maret 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun