Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Telah Dilewati

15 Februari 2019   00:26 Diperbarui: 15 Februari 2019   00:27 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menghitung detik ke detik hingga jam ke jam, telah melewati hari
Telah dimulai dengan permulaan ketika bumi seperti mati
Tanpa ada kebisingan ketika dini hari
Mimpi-mimpi yang lain sedang menari

Sepi semakin sepi
Sunyi semakin sunyi
Rindu semakin rindu
Beku semakin beku

Telah mengunci hati dalam sujud tak ingin mengulangi
Bisakah? diantara godaan yang menari-nari
Syahwat yang tak terkendali
Ketika sulit menahan birahi

Wanita menjadi goda
Harta menjadi lupa
Tahta menjadi kuasa
Serakah menjadi jiwa

Setelah melewati, menunggu hari serupa kembali
Bakalkah berjumpa lagi?
Tidak akan bisa menebak-nebak
Hanya bakal menjebak
Terperangkap dalam takabur yang mengubur
Hingga raga menyatu dengan tanah, melebur

Telah dilewati
Waktupun sudah pagi
Memasuki babak baru semakin hati-hati
Jalan yang bakal dilalui mungkin saja berduri

Sungailiat, 15 Februari 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun