Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Setelah Bangun

10 Februari 2019   11:10 Diperbarui: 10 Februari 2019   11:42 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tidur malam tadi tidak ada mimpi, berjalan nyenyak hingga pagi. Saatnya berkisah tentang matahari, setelah bagun sesuai dengan janji.

Matahari pagi ini cerah tapi terasa lembut mengenai kulit, tak terik mengigit. Kembali mengingatkan, rasa yang sama beberapa waktu yang sudah dilewati, apakah bakal turun hujan. Tak ingin takabur, tak berani memastikan.

Biarkan saja matahari, sampai kapan bertahan hari ini. Setelah bangun, saatnya memperhitungkan, tapi aku tak ingin mencampuri. Ini urusanku sendiri, yang tak bisa dipengaruhi. Belajar dari matahari, kekuatannya tak ada kepentingan lain kecuali untuk bumi. Begitu pula niat hati, yang telah menjadi obsesi.

Setelah bangun, berarti kesempatan untuk ke dua kali, Jangan pernah disia-siakan, akan merugi. Bila matipun tak kan sia-sia, tetap wangi.

Sungailiat, 10 Februari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun